May 22, 2025
Ini Sejarah Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat yang Harus Dijaga

Indonesia banyak memiliki warisan kebudayaan yang harus dijaga tradisinya, seperti rumah adat Lampung. Saat berkunjung ke Lampung, terutama di wilayah pedesaan bersuku asli Lampung tidak jarang banyak ditemukan rumah adat.

Jika dilihat, bentuknya memang seperti rumah panggung, sebutan dari bangunan ini dikenal dengan nama “Nuwo Sesat”. Warisan budaya yang unik namun penuh filosofis juga makna mendalam terutama bagi masyarakat Lampung.

Sejarah Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat

Rumah adat Lampung Nuwo Sesat punya arsitektur unik seperti rumah panggung berbahan dasar kayu, ada ornamen yang melambangkan karakteristik budayanya.

Rumah adat ini atau disebut Nuwo Sesat ini terdiri dari dua kata. Arti keduanya diantaranya “Nuwo” artinya rumah atau tempat tinggal, dan “Sesat” berarti musyawarah.

Nuwo Sesat juga sering disebut dengan Sesat Balai Agung. Fungsi dari bangunan tersebut sebagai lokasi pertemuan adat untuk para purwatin (penyimbang) ketika diselenggarakan acara musyawarah.

Arsitekturnya unik, mencerminkan identitas budaya dari suku Lampung. Bahan-bahan alami turut melengkapi rumah adat Lampung ini, seperti bambu dan kayu ulin. Bentuk bangunannya menyerupai rumah panggung.

Bentuk bangunannya diatur menyesuaikan kondisi alam pesisir dengan dialiri banyak sungai. Pada bagian atapnya dibuat anyaman ilalang, tetapi kini telah digantikan menggunakan genteng supaya lebih maksimal melindungi area atap.

Nuwo Sesat sebagai simbol keberlanjutan budaya serta identitas masyarakatnya yang banyak memiliki nilai-nilai tradisional. Walaupun perkembangan masa kini sudah lebih modern, keberadaan Nuwo Sesat masih dapat ditemukan.

Meski, sebagian masyarakat beralih dengan rumah yang lebih modern tetapi keberadaannya tetap dijaga sebagai warisan kebudayaan Lampung. Karena bangunan rumah ini merupakan bentuk dari solidaritas dan kolaborasi antar masyarakat.

Bahkan, mulai adanya perubahan yang lebih modern perpaduan antara adaptasi dan tradisi oleh masyarakat. Tetapi, konsepnya serupa dengan tetap memelihara kekayaan budaya yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Arsitektur Rumah Adat Lampung Ini Memiliki Keunikan

Bahan-bahan yang dipakai sebagai pondasi rumah adat Nuwo Sesat diantaranya semen, coral, batu-bata, serta air yang disusun dengan pola cakar ayam. Untuk pondasi utamanya, digunakan batu berbentuk persegi.

Batu persegi tersebut menjadi penopangnya, sementara lantai rumahnya terbuat dari kayu. Kayu-kayu dipotong sampai dijadikan lembaran-lembaran persegi panjang. Selain itu, juga dilengkapi bambu agar lantai lebih rapat serta kokoh.

Pada dinding rumah adat Lampung, bahan-bahannya bersumber dari kayu bertekstur kuat dan padat. Bahkan, diberikan lapisan berbahan anti-rayap tujuannya agar bangunan tetap berdiri kokoh, diketahui terdapat 20 hingga 25 tiang penyangga.

Lalu, dilengkapi dengan 15 sampai 20 penyangga sebagai tiang utamanya. Bangunannya terbilang unik, karena menggunakan berbagai jenis kayu. Kayu-kayu akan diikat dengan tali tenun dari serat tanaman.

Dinding rumahnya berbahan dasar kayu dan permukaannya halus, sehingga secara visual tampak rapi. Lantai atau bambu yang sejajar pada bangunannya memberikan kesan tradisional dan alami

Jenis-Jenis Nuwo Sesat dan Karakteristik Kebudayaan Lampung

Selain namanya yang unik, rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini memiliki beberapa jenis bangunan yang perlu Anda tahu. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis bangunannya diantaranya yakni:

1. Sesat Balai Agung

Kegunaan umumnya sebagai ikon, tetapi juga dipakai untuk dilangsungkannya pertemuan para penyimbang adat (purwatin) dalam bermusyawarah. Jika ingin masuk, maka harus melewati tangga jambat agung.

Menariknya, di sepanjang tangga yang dilewati ada payung berwarna putih, itu melambangkan tingkatan marga. Pada warna kuning melambangkan tingkat kampung dan merah melambangkan tingkat suku.

2. Nuwo Lunik

“Lunik” berarti kecil, rumah adat Lampung ini biasa digunakan oleh masyarakat biasa. Ukurannya lebih kecil dan menjulang tanpa memiliki beranda, bangunan rumahnya terbagi menjadi beberapa bagian.

Terdapat beberapa kamar tidur, lalu pada bagian dapurnya menyatu dengan bangunan utama. Sisi atapnya berbentuk seperti limas atau perahu terbalik, ukurannya lebih kecil dibandingkan jenis bangunan lainnya.

3. Nuwo Balak

Nuwo Balak yaitu rumah besar yang difungsikan sebagai tempat tinggal kepala suku atau penyimbang adat. Ukuran bangunannya sebesar 30×15 meter, terdapat beranda untuk tempat bersantai.

Untuk bangunan utama dari bangunan Nuwo Balak ini, dibagi menjadi beberapa ruangan. Terdapat dua tempat sebagai ruang pertemuan, satu ruang keluarga, dan delapan buah kamar.

Nuwo Sesat tidak hanya dikenal sebagai rumah adat Lampung tradisional. Tetapi, juga mempunyai beragam ornamen unik yang melambangkan karakteristik budaya dan adat masyarakat Lampung sendiri.

  • Piil Pesenggiri

    Pinsip piil pesenggiri mengajarkan akan pentingnya memiliki rasa malu pada saat seseorang melakukan kesalahan. Baik itu, melakukan kesalahan dalam melanggar ketentuan adat ataupun norma agama.

  • Nemui Nyimah

    Prinsip nemui nyimah mendorong masyarakat supaya terus menjaga tali silaturahmi. Selain itu, juga mengajarkan sikap ramah kepada tamu yang datang.

  • Juluk Adek

    Prinsipnya mengajarkan arti kepada siapa saja yang sudah memiliki gelar adat diharuskan memiliki kepribadian baik. perilaku dan kepribadian baik tersebut akan dijadikan teladan bagi lainnya.

  • Sakai Sambayan

    Sakai Sambayan menekankan arti tentang tolong-menolong dan gotong-royong dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

  • Sang Bumi Ruwa Jurai

    Prinsipnya mengajarkan akan pentingnya persatuan meski ada perbedaan. Terutama dalam menyatukan kelompok adat Lampung Pepadun dan Saibatin yang berbeda agar saling menghormati.

Nuwo Sesat tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga atau musyawarah. Melainkan, rumah adat Lampung berfungsi dalam upacara sakral tetuah adat, pernikahan, kegiatan musik dan seni tari, hingga objek wisata.